Sudah lama saya tidak menulis di blog ini, sepertinya sudah 2 bulan. Waktu yang cukup lama untuk tidak menulis dan berbagi apapun. Pekerjaan cukup padat bahkan terkadang harus kerja full time 24 jam. Nasib karyawan memang seperti itu, mau tidak mau harus mengikuti. Tapi yang namanya pekerjaan harus dijalani, jangan menolak jika diberi tugas oleh atas, semua itu akan memberikan nilai plus untuk kita dan terlebih jika kita meninggalkan perusahaan tempat kita bekerja, yang kita tinggalkan adalah hal-hal dan kenangan yang baik.
Ya sudah, kok saya jadi cerita tentang pekerjaan dan nggak sesuai judul. Tapi benar, judul tulisan ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan karena memang dalam hal ini semua terjadi di lingkungan pekerjaan. Jika kalian mengalami hal yang sama, yaitu suka sama seseorang yang dekat. Mungkin tulisan ini bisa sedikit memberi motivasi dan inspirasi.
Saya bekerja, kebetulan selama hampir 2 bulan ini ada karyawan yang masuk di bagian administrasi perusahaan saya. Dalam waktu yang singkat ini memang terjadi sesuatu yang tidak biasa dimana saya (mungkin juga dia) jatuh cinta padanya. Menurut saya dia adalah seorang yang sempurna, bahkan saat mengingatnya saya tidak menemukan ada hal-hal kecil yang tidak saya suka. Apakah kalian pernah merasakan hal semacam ini?
Tentang pekerjaan. Saya dan dia tinggal di lingkungan perusahaan, terutama saya yang jarang pulang ke rumah orang tua, maklum anak laki memang begitu. Boleh dikatakan waktu untuk keluar tidak ada, siang kerja malam menulis di beberapa blog saya, jadi tidak ada waktu untuk mencari gebetan atau pacar di luar sana. Secara sadar, dia memang sudah memiliki pacar dan saya mengetahuinya. Tapi saya tidak peduli, ops..bukan tidak peduli, tapi rasanya memang tidak peduli. Bagaimana tidak, kita saling mencintai dan dia juga mencintai pacarnya. Dan, saya melihat ada dilema di matanya setiap saya seperti menghadapkannya dengan dua pilihan dari dua hati yang berbeda.
Saya berpikir bukan siapa yang dia pilih, karena dilema itu jelas kelihatan di matanya, yang ada dalam pikiran saya ingin menjauh agar saya tidak menempatkan dia dalam posisi yang serba salah. Saya tahu yang memberatkan dia adalah perjalanan hubungan bersamanya yang sudah cukup lama dan tidak ada alasan untuk dia mengakhiri hubungan dengan si dia. Setelah itu saya berpikir kembali bahwa saya tidak mungkin mau menjadi alasan hubungan mereka berakhir.
Ini benar-benar sulit karena saya tidak mau memaksakan kehendak. Saya juga tidak ingin menjadi seorang yang tampak hebat sebagai perebut.
Setiap hari saya melihat dia memilih saya, mungkin ini persoalan yang dekat. Dan, disisi lain saya melihat dia memilih yang jauh karena kasian dan hubungan yang sudah lama. Sementara itu saya melihat cinta yang besar di matanya melebihi cinta pada yang jauh disana.
Cerita diatas tentang harus pilih yang jauh apa yang dekat. LDR itu memang menyulitkan dan terkadang menyiksa satu sama lain. Dari cerita diatas tidak ada jaminan setia antara kedua pasangan saat jauh karena banyak kemungkinan untuk berpaling.